Kamis, 26 Juli 2012

Kerupuk Terung "REJO"








Indonesia sangat kaya akan komoditas tanaman pangan. Dari beberapa jenis tanaman pangan yang diprioritaskan salah satunya adalah ketela pohon. Tanaman ini mudah ditanam dan memiliki daya produksi yang tinggi. Hanya saja ketela pohon masih dianggap sebagai jenis pangan yang kurang bernilai sehingga kurang dikembangkan. Anggapan tersebut muncul karena ketela pohon dipandang sebagai makanan yang hanya pantas untuk rakyat miskin serta dapat merusak tanah. Hal ini menjadikan ketela pohon dihargai sangat rendah dan tidak sepadan dengan nilai gizi yang disumbangkannya.
Untuk itu sebagian masyarakat mengolah ketela pohon menjadi tepung tapioka.Tepung tapioka oleh masyarakat dimanfaatkan menjadi makanan olahan yang lebih bernilai diantaranya digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan kerupuk.      
Kerupuk adalah salah satu makanan ringan khas Indonesia yang banyak digemari oleh masyarakat dari berbagai lapisan. Biasanya kerupuk dikonsumsi sebagai camilan yang mampu membangkitkan selera makan atau juga sebagai pelengkap menu utama. Kerupuk dikenal baik oleh segala usia maupun tingkat masyarakat dan mudah diperoleh di segala tempat, baik di pinggir jalan, di supermarket, hingga restoran berbintang.
Jenis kerupuk yang beredar di pasaran cukup banyak dan masing-masing memiliki pangsa pasar sendiri. Jenis-jenis kerupuk tersebut antara lain kerupuk terung, kerupuk rambak, kerupuk ikan, kerupuk bawang, kerupuk kentang, kerupuk Palembang, dan lain sebagainya.
Kerupuk terung merupakan salah satu jenis kerupuk yang cukup mendominasi pemasarannya terutama di masyarakat sekitar Salatiga,  karena selain murah harganya, rasanya juga tidak kalah dengan jenis kerupuk lainnya.
Tingkat kebutuhan hidup yang semakin hari semakin meningkat, sangat dibutuhkan adanya kreatifitas masyarakat untuk dapat menciptakan suatu produk yang nantinya akan menambah pendapatan  masyarakat. Namun fenomena yang terjadi pada saat ini kebanyakan masyarakat hanya menggantungkan pekerjaan kepada orang lain, tidak hanya masyarakat yang berpendidikan rendah namun juga terjadi pada kalangan intelektual. Kalangan intelektual seharusnya lebih proaktif dalam menciptakan peluang-peluang usaha yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
Kreatifitas dan keterampilan merupakan salah satu faktor yang paling berharga, karena dengan dua hal tersebut kita akan dapat menghasilkan banyak manfaat bagi kita atau bagi orang lain.Salah satu contohnya seperti yang dilakukan oleh masyarakat Bonorejo Blotongan – Salatiga yaitu dengan bisnis di bidang kewirausahaan melalui Pengembangan Industri Kerupuk Terung "REJO”  yang beralamat di Jl. Sultan agung RT 01 RW 05 Bonorejo Blotongan – Salatiga Harapan dari wirausaha ini adalah menambah penghasilan sebagian masyarakat dan menambah keterampilan masyarakat Bonorejo Blotongan – Salatiga.



DESKRIPSI PERUSAHAAN

Usaha kerupuk  Pak Fathoni bertempat di Jl. Sultan agung RT 01 RW 05 Bonorejo Blotongan – Salatiga Awal usaha pada tahun 1990 dengan modal usaha Rp. 5 juta. Jumlah produksi kerupuk perhari pada tahun 1990 sebanyak 30 Kg bahan baku yang dibantu oleh 5 karyawan produksi dan 4 orang tenaga pemasaran.







Gambar 01 : Industri Kerupuk “REJO” dan Pemiliknya (Pak Fathoni)
Pada tahun 2010 ini, Pak Fathoni memproduksi kerupuk terung sebanyak 200 Kg perhari dibantu oleh 10 karyawan produksi dan 26 tenaga pemasaran. Dari 200 Kg bahan baku dapat diolah menjadi 27.000 buah kerupuk. Waktu produksi mulai jam 07.00 sd 16.00 WIB setiap harinya dan libur di hari Minggu atau hari libur nasional.
Jenis kerupuk terung “REJO” yang diolah oleh industri kerupuk Pak Fathoni ada 2 macam :
            1. Kerupuk terung kecil (diameter ±10 cm)
            2. Kerupuk terung besar (diameter ±20 cm)
Tetapi saat ini lebih banyak memproduksi kerupuk terung dengan ukuran yang besar sesuai permintaan pasar.





Gambar 02 : Kerupuk terung “REJO” produksi Pak Fathoni
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi kerupuk diantaranya adalah Tepung tapioka , Bumbu – bumbu dan Minyak goreng . Peralatan / mesin yang digunakan dalam proses produksi kerupuk diantaranya adalah Alat Press, Alat cetak, Alat pengukus, Tutup pengukus, Oven manual,Widik / Alat penjemuran dan  Mixer
Alur Proses Produksi kerupuk:
1. Menyiapkan Adonan
            a. Adonan dasar
            b. Adonan setengah jadi
            c. Adonan jadi
2. Proses Pencetakan
3. Proses Perebusan
4. Proses Penjemuran / Pengeringan
5. Proses Penggorengan

Dengan 26 tenaga pemasaran kerupuk didistribusikan ke kios , warung , restoran maupun rumah-rumah diwilayah Salatiga, Boyolali, Ungaran dan Magelang. Transportasi untuk distribusi menggunakan sepeda motor yang dilengkapi dengan wadah kerupuk pada sisi kiri kanannya.
Setiap tenaga pemasaran memasarkan rata-rata 200 blek (setiap bulan menyediakan minimal 90 blek untuk penggantian dan perluasan pemasaran). Harga pabrik saat ini Rp. 180,- / kerupuk terung yang besar.
Karyawan produksi digaji harian setelah bekerja . Karyawan produksi mendapatkan makan setiap harinya.Tenaga pemasaran mendapatkan upah dari keuntungan penjualan kerupuk .
Kendala – kendala yang dihadapi oleh industri kerupuk terung ”REJO” secara umum hampir sama dengan industri kerupuk umum lainnya, antara lain : cuaca tidak cerah, harga bahan baku yang tidak stabil, kompetitor / pesaing yang semakin banyak dan lain-lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar